Hukum Go-pay dan E-Money - Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, MA
Sesi tanya jawab dari kajian yang bertemakan “Waspada Riba Dalam Layanan Online” yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, MA.
Sumber video: The Strangers Al Ghuroba
https://www.youtube.com/channel/UCg9KPc2pWn3pDi2OyqqnXSA
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Dengan minimnya ilmu, pernah kita mengira bahwa GoPay itu serupa dengan sistem jual-beli pulsa. Ternyata pada hakikatnya ada perbedaan substansial. Perbedaan itu terletak pada adanya deposit dana dan jasa pun tertunda (tidak langsung ada akad jual-beli jasa). Kemudian, agar menarik minat customer, diadakanlah diskon sebagai salah satu fitur unggulan di sistem tersebut. Ini bermasalah. Kenapa?
Karena pada hakekatnya: customer meminjamkan uang kepada pihak GoPay; sehingga perusahaan tersebut bisa dapat modal besar untuk proyek-proyek mereka atau pembiayaan hal lain. Tidak mungkin customer setelah top-up dana di GoPay langsung digunakan habis oleh customer. Anda sepekan ada 1.000 orang top-up dana masing-masing 100.000, maka sudah dapat 100.000.000.
Tapi, tentu tidak akan itu jadi tawaran menarik jika sistemnya hanya: Anda deposit di sini, kemudian ya nanti silakan nikmati layanan kami semata. Agar dibuat menarik -tentu supaya kian member yang top-up akan kian besar dana masuk-, maka dibuatlah klausul ‘diskon’. Orang-orang kalau sudah dengar atau baca ‘diskon’, sebagiannya langsung kesurupan. Maka, berlomba-lombalah mereka demi diskon itu.
Dua kata atau gabungan kata yang menyihir banyak orang di dunia perniagaan: “Diskon” dan “Gratis Ongkir”. Keduanya adalah pintu kebahagiaan kaum hawa. Dan tetap saja kaum Adam lebih suka cari tempat duduk saat kaum hawa belanja di mall.
Sumber artikel: nahimunkar.com/hukum-go-pay-kartu-toll-e-money/
source
Ini layanan baru dulu pulsa juga difatwa haram hahaha eh kok halal pulsa? Padahal sama sistemnya yang gak setuju silahkan koment
ReplyDeleteKlo e toll kebijakannya dr pemerintah, sbg rakyat ikut aja. Lg pula e toll ga ada diskon malah tarif toll naik terus.
ReplyDeleteklo dari kerja dari indo, expor impor kerajinan, klo ga pake jasa bank gmn pak ndut?
ReplyDeletendut, gaweo bisnis offline wae ndut,... ben seko luar daerah raisoh tuku brg bermanfaat ndut,
ReplyDeleteSepanjang yang saya tahu dari pelajaran ilmu ekonomi. Mungkin bisa saya simpulkan, cuman barter yang gak haram. Ada duit ada barang, ada duit ada jasa. Pertanyaannya: Kalau mo beli mobil harga Rp 300 juta, apa duitnya ditenteng. Orang jual mobil sekarang bisa di online store dan melakukan transaksi secara elektronik. Bagaimana kalau mau beli pesawat harga Rp 700 milyar, apa bukan lewat bank transaksinya. Apa duitnya tidak mengendap dulu di bank. Nyimpan duit banyak, bukankan lebih aman di di bank, terlepas dari syariah atau konvensional. Tidur bisa nyenyak. Belum lagi kalau transaksi antar kota, antar negara. Apalagi uang itu tidak ada nilai intrinsiknya. Tidak ditopang oleh emas. Beda dengan uang berbentuk emas. Jaman sudah online dengan segala kemudahannya. Kata Cak Nun, justru kita harus berterima kasih kepada bank (dan perusahaan Fintech yang memberikan kemudahan bertransaksi dengan uang elektroniknya.) Wallahualam.
ReplyDeleteSamaajakan kita mindahin uang cash ke elektrronik.??? Tapi kalok uang kita 20rb dapet gopay 25rb baru itu ndak boleh.
ReplyDeleteBagus pnjelasannya, tapi kaloo orang awam terlalu mbulet" penjelasan ustd.
Kalau caranya gini berarti hukumnya beli pulsa listrik haram ya?
ReplyDeletekalo Gini definisi tentang deposit, yg berangkat ke Mekah buat naek haji riba semua, termasuk ne kyai yg gak jelas dr mana asalnya......udahh tong brenti ngejudge halal, haram, riba, indonesia udah punya MUI
ReplyDeleteTanya ustadz ny ud prnh naek ojek online blm,,,jd ga asal bacot klo ngomong
ReplyDeleteKlo perbandingan ny sm beli tiket pesawat jauuhhh cuuyyy coz harga tiket pesawat ga flat beda sama ojek online,,,itu maka ny tiket pesawat ga bisa deposit MIKIR
ReplyDeleteBingung saya pusing saya denger penjelasan nya kurang paham haram nya dimana.? Se tau saya gopay pembayaran lewat saldo.kl Gofood lebih bayar nya krna
ReplyDeletekrna + ongkos ojek n iklan produk. Mana yg haram pk ustad.
Maaf pak saya kurang sependapat.. Karena saya segala sesuatunya selalu melakukan transaksi via elektronik.. Baik bisnis maupun kebutuhan sehari2.. karena saya org yg tdk suka memegang uang cash.. hampir semua aktivitas transaksi Saya lakukan dengan Tcash, Emoney, Gopay, Mobile Banking, Pembayaran Dengan Kartu.. Bukan tergiur dgn diskon2nya atau apalah2 bonus ga jelas dari perusahaannya.. tapi saya lebih suka karena sangat praktis dan tidak perlu mengantri lama2 di ATM untuk mengambil uang yang sangat menyita waktu..
ReplyDeleteE money bukannya akad jasa konversi uang cash ke elektronik? Bukan ngutangi uang ke bank? Apakah tidak sama kasusnya dulu saat masih ada tlp umum dgn koin dan tlp umum pakai kartu? Sekarang hampir semua toll cashless, ketika ada diskon bukannya yg kasih diskon saat itu perusahaan operator toll bukan banknya? Apa bedanya dengan ketika kita beli barang ada promo beli 1 dapat 2? Mohon pencerahannya...
ReplyDeleteKalau grab, pakai grab pay atau tidak dapat poin juga.
ReplyDeleteGo pay atau Isi Pulsa HP atau e tool atau yg sejenisnya hanya memindahkan uang cash ke uang elektronik. Jika saya lihat YouTube Ustad INI salah kaprah. Contoh Kita beli e tool Dan Isi Pulsa kan tidak langsung di gunakan. Ingat riba ITU ada pihak yg tercekik, Sementara di go pay Dan uang elektronik lainya tidak ada yg tercekik Malah DPT discount Dr go pay Dan driver trima full. BelAnja cash di mall pun yg ada discountnya no problem. jadi uang u go pay hanya uang elektronik yg di alokasikan untuk kep layanan Gojek. E tol u bayar tol, Pulsa u telp Dan internet, jadi nggal lsg jasanya terpakAI. Apakah dianggap riba jika Kita membayar jasa u keperluan jasa yg digunakan akan Datang? Kan tidak. Riba ITU pasti ada yg mencekek Dan tercekek. Sdgkan go pay tidak. jadi janganlah terlalu taklit hanya mencontoh penerbangan Garuda sedangkan Contoh lainys tidak. berfikirlah gunakan Lah akal, telaah dulu segala sesuatunya. Jelas go pay bukan riba. Pengen rasanya debat langsung saya sbg orang awam vs Ustad ini
ReplyDeleteUstad goblok
ReplyDeleteGOPAY HALAL
ReplyDeleteMohon maaf Pak Ada sedikit koreksi dr saya. Pulsa operator itu deposit Pak... Pulsa prabayar itu deposit, taruh uang dulu ntar sewaktu-waktu mau telp bisa pakai. Sama halnya dengan Go Pay, taruh uang dulu ntar sewaktu2 mau ojek bisa dipakai. Uang yg dideposit di operator bisa digunakan atau diputar oleh Operator utk menjalankan bisnisnya. Makanya operator suka kasih banyak promo utk pelanggan prabayar. Beda halnya dengan pelanggan pasca bayar, operator 'maaf' sedikit sekali memberi promo ataupun layanan murah seperti halnya layanan prabayar.
ReplyDeleteLayanan murah utk pelanggan prabayar menurut saya bisa disejajarkan dengan layanan murah utk pelanggan go pay.
Dan ini menurut saya strategi bisnis operator selular dan gojek dalam menjalankan usaha. Bukan hutang piutang yg bisa menimbulkan riba.
skrg tipis banget ya antara riba dan gak riba sampai kadang suka gak sadar kalau itu riba
ReplyDeleteyg d tanya itu ustad nya klo d kasih d disc mau ga yah gw pusing klo semua haram terus harus d apakan ini uang gopay yg gw dapet dari hasil gw narik penumpang seharian
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteAkhirnya nemu juga ustad yang sangat detil dan jelas dlm menerangkan riba...
Mantab
coba jadi presiden arab
ReplyDeleteSemoga Allah mengampuni saya dari dosa riba 🙏🙏🙏
ReplyDeleteAstaghfirullah.. Ternyata selama ini yg saya lakukan salah. Walaupun belum tentu haram, tp paling tidak syubhat.
ReplyDeletekalo boleh tau kasus yg ditawarkan tunggangan atau kelebihan peminjam kepada yg memberi pinjaman dan tdk boleh diterima itu shahih atau tdk?krn sepengetahuan saya Rasul pun melebihkan pengembalian saat beliau berhutang dgn seorang kafir dia melebihkan dgn memberi kurma,akhirnya si pemberi pinjaman masuk Islam
ReplyDeletejadi pak ustad gopay itu bukan utang piutang. tapi jual beli jasa. karena dari awal gak ada akad utang piutang. customer juga gak niat piutang. yg ada niat jasa pake aplikasi. bukannya semua tergantung niat? customer Go-Jek itu tau alsan top up karena kedepannya sudah pasti pake jasa Go-Jek biar memudahkan makanya top up.
ReplyDeletesaya sewa tukang bangunan bayar dimuka. tapi kerjanya bulan depan. boleh dong. gak ada larangan pending jasa.
LAGIAN TIMBAL BALIK GOJEK DENGAN JASA BUKAN DENGAN UANG DEPOSIT.
BERARTI EMANG JUAL BELI JASA
KECUALI CUSTOMER DEPOSIT 100RB DIBALIKIN OLEH GOJEK JADI 110RB KE DEPOSIT CUSTOMER BARU RIBA ADA LEBIH 10RB.
DEPOSIT DIBALIKIN DEPOSIT LEBIH = RIBA
MASA DEPOSIT DIBALIKIN JASA DISEBUT UTANG PIUTANG. ANEH
untuk diskon itu hibah/hadiah dari gojek. itung2 udah jadi langganan. warung pak haji sebelah rumah juga ngasih hadiah sirop ke langganan kalo mau lebaran. salah satu strategi juga biar langganan gak kabur.
kartu member super/minimarket gak bisa deposit. tapi pake sistem poin. poin bisa dipake untuk potongan harga. semakin banyak poin semakin banyak potongan. semakin belanja banyak semakin banyak poin. jadi RIBANYA DIMANA? terimakasih.
kayanya ustadnya bukan dari Jakarta. pengen deh ikut di pengajiannya.
Fix uang elektronik atau gopay dan uang non tunai langsung saya tarik dan beralih ke tunai takut ga berkah di hadapan allah
ReplyDelete